Melihat foto Bapa Paus Fransiskus di header artikel ini pasti tersulut rasa penasaran, pertanyaan besar, dan mungkin rasa kesal di benakmu. Tapi tenang saja masih banyak foto-foto lain yang sudah Saya lampirkan di akhir artikel.
Namun, harus kamu baca artikelnya supaya tahu dari mana foto tersebut berasal. Tentu saja ini bukan ulah saya, hanya mau menjadi tukang share saja e.
Foto di atas adalah salah satu bentuk dari betapa dahsyatnya perkembangan teknologi yang kamu gunakan setiap hari. Teknologi yang dimaksud disebut kecerdasan buatan atau artificial Intelligence (AI).
Teknologi ini mampu menjalankan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasaan manusia, seperti pemrosesan bahasa manusia, pengenalan gambar, pemecahaan masalah, dll.
Keberadaan teknologi ini menjadi hal lumrah untuk beberapa tahun terakhir. Karena pada umumnya sudah digunakan khalayak umum. Sederhananya adalah media sosial, Facebook, Iinstagram, Tiktok, Twitter, dll.
Teknologi yang disebutkan tadi digunakan untuk mempelajari dan mengenal minat para penggunanya sehingga dapat menawarkan konten atau produk iklan sesuai minat penggunaannya.
oke. Poin yang mau dibahas dalam artikel ini adalah kemampuan lain dari teknologi tersebut. Sesuatu yang bikin heboh para netizen terhormat di awal tahun 2023 ini. Kemampuan lain yang dimakasud penulis adalah Neural Networks.
Neural Networks: teknik pembelajaran mesin yang meniru cara otak manusia bekerja dengan menggabungkan jaringan neuron buatan untuk memproses informasi.
Neural networks dapat mempelajari pola-pola dan karakteristik tertentu dari suatu dataset, seperti gambar atau video, dan kemudian dapat menghasilkan gambar atau video palsu yang terlihat sangat realistis.
Salah satu hasil dari teknologi ini adalah membuat foto palsu atau fake seperti foto Bapak Paus di atas atau biasa disebut Deepfakes. Deepfakes adalah istilah untuk video atau gambar palsu yang dihasilkan oleh algoritma AI yang disebut neural networks.
Untuk membuat deepfakes, neural networks diprogram untuk mempelajari fitur wajah seseorang dari berbagai sudut pandang dan dalam berbagai kondisi pencahayaan.
Kemudian, gambar dan video asli dapat diolah menggunakan algoritma deep learning untuk mencocokkan gerakan bibir, mata, dan gerakan tubuh seseorang dengan gerakan bibir, mata, dan gerakan tubuh di dalam gambar atau video target.
Deepfakes bisa menjadi bahaya karena dapat digunakan untuk memanipulasi kepercayaan publik, menjatuhkan reputasi seseorang, atau bahkan memfasilitasi kejahatan seperti pemerasan atau penipuan.
Deepfakes juga bisa digunakan untuk menghasilkan materi pornografi palsu, yang dapat merusak reputasi korban dan merusak hidup mereka.
Cara mengidentifikasi deepfakes mungkin bisa menjadi sulit karena deepfakes bisa terlihat sangat realistis dan hampir mustahil dibedakan dari gambar dan video asli.
Namun, ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi deepfakes, seperti memeriksa aspek-aspek teknis gambar atau video, seperti pola piksel, jejak penghapusan, atau anomali di sekitar daerah wajah.
Terbaca sangat menyeramkan keberadaan teknolgi ini. Tentu saja tidak semuanya menyeramkan, hanya tergantung bagaimana kita menggunakan teknologi yang ada. Bentuk deepfakes foto Bapak Paus adalah salah satu bukti dari penyalagunaan teknologi. Sudah disadari semenjak awal bahwa teknologi dibuat dan inovasi ada adalah untuk membantu manusia.
Jadi, jika kamu menggunakan teknolgi dengan baik dan benar maka kamu akan sangat terbatu. Seperti artikel ini, sepenuhnya refrensi berasal dari kemampuan kecerdasan buatan yang dapat memberi informasi akurat.
Berikut foto yang beberapa deepfakes foto Bapa Paus Fransiskus :